- Back to Home »
- KEBUDAYAAN INDONESIA »
- 5 Warisan Budaya Indonesia yang Menjadi Kebanggaan Dunia
Posted by : Unknown
Senin, 27 Januari 2014
Sebagai
warga negara Indonesia, kita patut berbangga bahwa 5 warisan budaya
Indonesia turut menjadi kebanggaan dunia. Apa saja budaya tersebut dan
apa yang membuatnya menjadi kebanggan dunia? Simak ulasannya berikut
ini:
1. Wayang
Wayang
diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia pada tahun
2003. Wayang sebagai “Karya Agung Budaya Dunia” yang diakui oleh UNESCO
bukan hanya wayang Jawa tapi wayang Indonesia, termasuk wayang Bali,
wayang golek Sunda, wayang Lombok, dll. Cerita-cerita yang dimainkan
berkisah tentang dewa-dewi, persilatan, percintaan dan kepahlawanan yang
pertunjukkannya selalu diiringi dengan musik gamelan.
Sang
dalang dalam pertunjukan wayang sangat pandai membawa suasana emosi
penonton mulai dari serunya peperangan sampai cerita lucu yang dibawakan
sang dalang sampai membuat penonton tertawa. Tahun 1950-1960an adalah
puncak kejayaan wayang yang diakui para peneliti Barat, sebagai seni
pertunjukan terindah di dunia.
2. Keris
UNESCO menyatakan Keris sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity”
pada tanggal 25 November 2005. Keris merupakan senjata tradisional
Indonesia yang diyakini mengandung kekuatan supranatural. Raja-raja di
nusantara menjadikan keris menjadi senjata pusaka. Keris telah digunakan
sejak abad ke-9 dibuat dengan logam dan gagangnya dibuat dari tulang,
tanduk atau kayu. Keris dibuat dari logam yang berkualitas.
Keris
Kuno bahkan logamnya berasal dari meteor yang jatuh ke bumi. Para
Peneliti menyebut bahwa keris kuno mengandung unsur logam titanium suatu
bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan
angkasa luar, tapi ternyata para Mpu pembuat keris telah menemukannya
terlebih dahulu sebagai bahan pembuat keris.
3. Batik
Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage).
Batik dihasilkan dengan proses penulisan gambar atau ragam hias pada
media apapun dengan menggunakan lilin panas dengan menggunakan canting.
Batik biasanya digambar pada kain katun dan sutra. Kesenian batik telah
dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada
kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Menurut
Prof. Yohanes Surya, PhD, ahli fisika Indonesia, Batik adalah lukisan
tentang alam dan dinamikanya. Berbeda dengan para pelukis naturalis yang
melukis alam persis seperti apa yang dilihatnya, para pencipta batik
melukis alam dari sisi yang lebih dalam. Pencipta batik mencari pola
dasar dari suatu fenomena yang dilihatnya itu. Dari pola dasar ini
ditambah dengan beberapa aturan sederhana, pencipta batik dapat
menghasilkan lukisan batik. Butuh suatu kejeniusan untuk melihat pola
dasar dan mencari aturan ini.
4. Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal
(bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat
berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat
dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh
benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar
dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar
maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik
tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Angklung terdaftar
sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi
Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
5. Tari Saman
Tari
Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian
Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo.
Dalam
beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan
dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari
Gayo di Aceh Tenggara. Tarian saman termasuk salah satu tarian yang
cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan
lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua
gerak ini adalah bahasa Gayo) Tari Saman dari Gayo Lues dan sekitarnya
di Provinsi Aceh resmi diakui dan masuk dalam daftar warisan budaya tak
benda yang memerlukan perlindungan mendesak UNESCO, pada Sidang akbar
tahunan yang dihadiri lebih dari 500 anggota delegasi dari 69 negara,
LSM internasional, pakar budaya dan media di Bali pada 22 sampai 29
November 2011 lalu.