- Back to Home »
- KEBUDAYAAN KOREA »
- Pemakaman Tradisional Korea
Posted by : Unknown
Kamis, 30 Januari 2014
Di dalam lobi ruang rumah duka, Rumah Sakit
Samsung di Seoul para pelayat yang memakai pakaian hitam berkabung
memberikan penghormatan terakhir pada orang yang meninggal. Pemandangan
tersebut adalah suatu hal yang umum dalam sebuah rumah duka, karena
Samsung adalah leader dari kemajuan teknologi Korea Selatan, sehingga
tidak mengherankan untuk melihat sebuah layar elektronik dengan resolusi
tinggi gambar dari almarhum dan informasi dari 20 ruangan yang mereka
punyai saat ini.
Karena revitalisasi budaya dalam beberapa
tahun terakhir ini, Hanok, makgeolli, dan bahkan pernikahan Konghucu
yang tidak menangkap antusiasme publik tampaknya diam-diam menghilang.
Sama sih seperti halnya di Indonesia, semakin sibuknya manusia, semakin
manusia itu menginginkan sesuatu hal yang sederhana atau gak mau
repot.Di Korea Selatan sendiri punya prosesi pemakaman tradisional
seperti di Bali dan juga daerah lainnya di Indonesia yang masih memegang
teguh budaya mereka.
Dinilai dari faktor ekonomi, prosesi
tersebut memakan banyak biaya. Terlebih lagi sepertinya bukan cuman satu
atau dua benda yang dipakai dalam rangkaian prosesi panjang itu. Dan
para praktisi tradisi tersebut juga sekarang sudah jarang ada, meskipun
seorang praktisi bisa membuat sebuah pelayanan pemakaman, belum tentu
keluarga almarhum dan juga masyarakat yang membantu tahu betul prosesi
tersebut serta nyanyian-nyanyian yang mereka sering nyanyikan. Ya,
gap-nya terlalu jauh.
Meskipun begitu, pasti sangat membanggakan
kalau prosesi tersebut masih ada dijaman modern seperti sekarang ini. Di
Bali misalnya, prosesi Ngaben jadi sumber devisa dan juga sebuah apresiasi seni dan budaya yang dilestarikan oleh sebuah negara dan menjadi identitas.